Senin, 11 Mei 2015

Cara merawat kamera digital



1. Jauhkan dari Kapur Barus
Kapur barus termasuk benda perusak yang sangat ‘ampuh’ terhadap kamera, yang dapat menyekat-nyekat kamera dan bagian kamera yang lain, yang berbahan dasar karet. Pada kamera elektronik, kapur barus bisa merusak jalur pada PCB (Printed Circuit Board), yaitu tempat chip-chip kamera terpasang dan beberapa elemen chip itu sendiri. Bahka uap kapur barus itu juga dapat menodai dan membuat ‘flek’ pada lensa.

Sebaiknya, simpanlah kamera di tempat yang kedap udara, sejuk dan kering. Jika harga lemari khusus untuk penyimpanan kamera terlalu mahal bagi anda, anda bisa mencari media penyimpanan alternatif sebagai penggantinya. Seperti misalnya, anda dapat menyimpan kamera dalam stoples yang tertutup rapat dan di dalamnya diberi silica gel, untuk menyerap kelembabannya.

Atau, anda bisa juga menyimpannya dalam lemari yang telah diatur sirkulasi udara dan kelembabannya. Caranya, dengan memasang lampu berkekuatan 5 watt dan diletakkan pada jarak kurang lebih 40 cm di atas kamera dan perlengkapan yang lainnya. Jangan lupa untuk membuka pembungkus kamera dan membersihkannya dari debu sebelum menyimpannya.
Ingat, kerusakan kamera yang diakibatkan oleh kapur barus biasanya tak bisa diperbaiki lagi. Maka, jangan sekali-kali menyimpan kamera di dalam lemari apapun yang telah diisi kapur barus atau kamper pengharum pakaian.


2. Hindari Kontak Langsung dengan Sinar Matahari
Jagalah kamera agar jangan sampai terjemur atau terkena cahaya matahari secara langsung dan berlebihan. Panas yang tinggi dapat merusak bagian-bagian kamera yang terbuat dari plastik dan karet, serta komponen elektronik yang lainnya


3. Jagalah dari Goncangan yang Berlebihan
Jangan lupa untuk menaruhnya di dalam tas khusus kamera, guna menghindari guncangan yang berlebihan dengan lingkungan luar maupun benturan antar peralatan. Taruhlah kamera di tempat yang aman dan tahan terhadap guncangan.


4. Bersihkan Kamera dan Lensa
Sebaiknya kamera dibersihkan seminggu sekali atau secara teratur dan berkala. Untuk bagian luar fisik kamera, gunakan lap kering yang bersih dan tak kasar. Sedangkan untuk bagian dalam dan elemen-elemen kecilnya, gunakan blower atau peniup yang banyak dijual di toko kamera. Selain blower, juga bisa digunakan kuas berserabut halus, yang belum pernah dipergunakan pada benda yang lain.

Untuk membersihkan lensa yang terkena noda, misalnya terkena jari yang berminyak atau air keringat dari pemakai, pakailah tissue khusus yang banyak dijual di toko


5. Hindari Goresan pada Lensa
Untuk menghindari goresan, sebaiknya lensa mempunyai filter ulir yang terpasang permanen di bagian depannya. Filter yang umum menjadi pelindung adalah jenis filter UV (Ultra Violet) atau filter skylight. Sedangkan untuk menghindari goresan di bagian belakang lensa, usahakan selalu memasang ‘bodycup’ penutup saat lensa dilepas dari badan kamera


6. Hindari Air Laut
Jika anda menggunakan kamera di pantai, jagalah agar kamera tak terkena air laut atau bahkan jatuh ke dalamnya. Air laut sangat jahat dan penyebab karat yang potensial terhadap kamera ataupun perangkat elektronik yang lainnya. kecuali yang memang dirancang untuk bisa beradaptasi dengannya.

Sehabis digunakan di daerah pantai, pembersihan kamera wajib dilakukan sesegera mungkin. Uap air laut seringkali meninggalkan butir-butir garam yang menyebabkan karat pada kamera. Jika suatu saat, tanpa sengaja kamera anda tercebur ke dalam air laut, langsung rendam kamera anda ke dalam air tawar, kemudian bilaslah berkali-kali untuk menghilangkan bekas-bekas air laut.

Proses pengrusakan oleh air laut berlangsung sangat cepat dan dalam hitungan menit setelah tercebur, sehingga bila pembilasan air ini tidak dilakukan sesegera mungkin, kamera yang tercebur ke dalam air laut tak akan bisa diselamatkan. Setelah dibilas hingga bersih dari air laut, bawa segera ke ahli servis kamera untuk membersihkannya dan mengeringkan kamera tersebut.


7. Service di Tempat Terpercaya atau Resmi
Secara berkala, dalam kurun waktu tertentu, sebaiknya kamera digital diservis ke tempat khusus, terpercaya dan malah lebih bagus yang resmi. Jangan tunggu kamera rusak kemudian baru diservis. Servis yang dimaksud adalah ‘servis besar’, yang meliputi pembersihan bagian dalam kamera, seperti pembersihan lensa dari jamur yang menempel atau juga penyesuaian setelan-setelan utama kamera.

Jangan terlampau sering mencuci lensa atau membersihkan bagian dalamnya bila berjamur. Kaca lensa begitu peka. Makin sering dibersihkan, dapat mengakibatkan mutu gambar akan menurun. Untuk menjaga dan merawatnya, sebaiknya jangan disimpan di lemari pakaian anda, karena hal itu akan berpotensi mengundang jamur yang menempel di lensa bagian dalam kamera.

sumber :


Jumat, 08 Mei 2015

DIMENSI WARNA HUE (REALITA/RONA/CORAK WARNA)

 

Dimensi-dimensi warna atas dasar warna pokok bahan tnta cetak terdiri dari tiga warna: cyan, magenta , yellow. Terdapat tiga dimensi warna yang sangat besar pengaruhnya terhadap tata rupa , yaitu hue, value , dan chroma. Hue adalah realitas/rona/corak warna, yaitu dimensi mengenai klasifikasi warna, nama warna dan jenis warna. Value adalah tonalitas warna, yaitu dimensi tentang terang-gelap warna atau tua-muda warna, disebut pula "ke-terang-an" warna (lightness). Chroma adalah intensita warna , yaitu dimensi tentang cerah -redup warna, cemerlang suram warna, murni-koto warna, disebut pula "kecerahan" warna (brightness). Intensitas warna ini disebabkan oleh adanya penyerapan atau peredaman warna (saturation).

Hue adalah realitas, rona atau corak warna. Hue merupakan karakteristik, ciri khas, atau identitas yang digunakan untuk membedakan sebuah warna dari warna lainnya. Misalnya adalah hue merah berbeda dari hue kuning, hue hijau, dan lain-lain, sehingga hue menjadikan sebuah warna sebaga dirinya. Hue adalah warna. Hue berkaitan dengan klasifikasi, nama dan jenis warna.

Klasifikasi dan nama-nama warna
Terdapat lima klasifikasi warna, yaitu warna primer , sekunder, intermediate, tersier, dan kuarter. Masing-masing memiliki kelompok nama-nama warna.
 
SKEMA KLASIFIKASI WARNA
beradasarkan warna bahan tinta cetak
 

Warna Primer

Warna primer , atau disebut juga warna pertama, atau disebut warna poko. Disebut warna primer karen warna tersebut dapat digunakan sebagai bahan pokok percampuran untuk memperoleh warna-warna lain. Nama-nama warna primer tersebut adalah sebagai berikut. 


1.      Biru, nama warna sebenarnya adalah sian , yaitu biru semu hijau. pada tube cat sering tidak ada warna sian, maka dapat digunakan cerulean blue atau biasa dengan cobalt blue. Warna sian yang sebenarnya terdapat pada warna bahan tinta cetak dan printer computer. Pada tube cat minyak lukis merek bagus sering ada juga sian.
2.      Merah, nama sebenarnya magenta, yaitu merah semu ungu. Pada  tube sering tidak ada warna magenta. Yang dekat dengan magenta adalah carmine. Sedangkan warna magenta yang sebenarnya terdapat pada warna bahan tinta cetak offset dan  printer computer. Pada tube cat minyak lukis merek bagus sering ada magenta . 
3.      Kuning, dalam tube cat disebut yellow, dalam tinta cetak disebut yellow.
Dalam dunia percetakan, warna poko bahan adalah sian (cyan), magenta (magenta), kuning (yellow), atau sering disingkat CMY. Jika kita melihat hasil cetak foto wajah/manusia atau foto/gambar pemandangan, sesungguhnya tinta yang digunakan hanya sian, magenta dan kuning dan dikuatkan dengan hitam/gelap, sehingga selalu disebut CMYK. K adalah prosentase black/hitam gelap. Dalam komputer juga terdapat model warna CMYK, sehingga jika kita mendesain sesuatu yang akan dicetak agar nantinya hasilnya sam, sebaiknya menggunakan warna , model CMYK.

Warna sekunder

Warna sekunder atau warna kedua adalah warna jadian dari percampuran dua warna primer. Nama-nama warna sekunder adalah sebagai berikut

1.            Jingga/orange, yakni warna hasil percampuran antara warna merah dan kuning.
2.            Ungu/violet, yakni hasil percampuran warna merah dan biru.
3.            HIjau, yakni hasil percampuran warna kuning dan biru.
 
Tiga warna primer dan tiga warna sekunder tersebut serind disebut enam warna standart.

Warna Intermediat

 Warna intermediate adalah warna perantara, yaitu warna yang ada diantara warna primer dan sekunder pada lingkaran warna. Nama-nama warna intermediete adalah sebagai berikut.

1.      Kuning hijau (sejenis moon green), yaitu warna yang ada diantara kunig  dan  hijau.2.
2.       Kuning jingga (sejenis deep yellow), yaitu warna yang ada diantara kuning dan  jingga.
3.       Merah jingga (red/vermillion) yaitu warna yang ada di antara merah dan jigga 
4.       Merah ungu (purple), yaitu warna yang ada di antara merah dan ungu/violet.
5.       Biru violet (sejenis blue/indigo), yaitu warna yang ada di antara biru dan ungu/violet.
6.       Biru hijau (sejenis sea green), yaitu warna yang ada diantara biru dan hijau.



Enam warna standart dan enam warna intermediete tersebut disusun ke dalam bentuk lingkaran, yang selanjutnya digunakan sebagai dasar teori warna .

Warna Tersier

Warna tersier atau warna ketiga adalah warna hasil percampuran dari dua warna sekunder atau warna kedua. Nama-nama warna tersebut adalah sebagai berikut .

1. Coklat kuning, disebut juga siena mentah, kuning tersier, yellow  ochre, atau olive, yaitu percampuran warna jingga dan hijau.
2. Coklat hijau, disebut juga siena bakar, merah tersier, burnt siena , atau red brown, yaitu percampuran warna jingga dan ungu .
3. Coklat biru, disebut juga siena sepia , biru tersier, zaitun, atau navy blue, yaitu percampuran warna hijau dan ungu.

Warna Kuarter

Warna kuarter atau warna keempat yaitu warna hasil percampuran dari dua warna tersier atau warna ketiga. Nama-nama warna kuarter adalah sebagai berikut.

1. Coklat jingga , atau jingga kuater, atau semacam brown, adalah hasil percampuran kuning tersier dan merah tersier.
2. Coklat hijau, atau hijau kuarter, atau semacam moss green, adalah hasil percmpuran biru tersier dan kuning tersirer. Dijawa warna ini disebut juga "ijo telek lencung".
3. Coklat ungu, atau ungu kuarter, atau semacam deep purple, adalah hasil percampuran merah tersier dan biru tersier.

Susunan Hue berdasarkan klasifikasi warna 

1. Susunan warna-warna primer hasilnya konttras, kuat, tajam, brilian, tetapi tampak kurang menyatu karena masing-masing warnanya saling tidak ada hubungan, sehingga terasa kurang harmonis.
2. Susunan warna-warna sekundar hasilnya sedikit kurang kontras dan sedikit kurang tajam karen warna-warnanya merupakan percampuran dari dua warna  primer, namun tampak sedikit ada harmoni.
3. Susunan warna-warna tersier hasilnya semakin tidak kontras dan sedikt gelap, namun tampaik menyatu dan harmonis  karena masing-masing warnanya saling ada ubungan, yaitu masing-masing warnanya mengandung kecoklatan.
4. Susunan warna kuarter hasilnya samar-samar kegelapan dan sama sekali tidak kontras tetapi tampak harmonis